Novel Tidak Tahu Dihamili Siapa – Perlu diingat untuk para pembaca Ngocokers nan setia bahwasanya tulisan ini hanyalah fiktif belaka murni hasil dari pengembangan fantasy semata tanpa ada kemauan untuk melecehkan dan alias merendahkan suku, ras, dan agama, diharapkan kebijakan dan kedewasaan pembaca, segala sesuatu nan terjadi kemudian diluar tanggung jawab penulis.
Saya minta para pembaca Ngocokers untuk bijak dalam cerita dewasa ini. Mohon maaf jika ada kesamaan nama tokoh dan tempat kejadian ataupun cerita, maka itu semua hanya kebetulan semata dan tidak ada unsur kesengajaan dari penulisnya.
Khusus Dewasa!!
Bayu, seorang anak laki-laki nan tinggal berbareng orang tuanya, Haris dan Nia di Jakarta Timur. Haris sibuk dengan pekerjaan dadakan, sedangkan Nia sering digoda oleh bapak-bapak hidung belang. Bayu dijaga ketat oleh orang tuanya dan dianggap kurang pergaulan oleh teman-temannya. Namun, sebagai seorang anak nan mulai penasaran dengan hal-hal seksual.
Nia mengandung tapi tidak tau, anak siapa nan dikandung. Entah itu anak bos suaminya? apa anak mertuanya? Apa anak orang nan menolongnya? Apa anak duda pemilik kos? Apa anak bayu?
Ngocoks Akhir pekan tiba, mentari perlahan memancarkan sinar dari timur, tentu menyenang kan dan senang bagi family Haris, terutama Bayu. Dirinya merasa merdeka lantaran 5 hari terkungkung di dalam rumah, selain akhir pekan.
Namun, akhir pekan ini dia tak gunakan waktunya untuk bermain berbareng kawan temannya lantaran dia berbareng kedua orang tuanya sepakat untuk rekreasi ke Garut.
“Ma…. ma…. ma….. ibu dimana?” Tanya bayu nan tetap kusut usai bangun tdur.
“Di sini de…” sahut Nia nan tampak dengan perlahan mempersiapkan bekal untuk rekreasi.
“Mama lagi apa? Kelihatannya sibuk banget pagi pagi begini”.
“Kamu pasti lupa de. Kan hari ini kita mau jalan jalan ke Garut?!” Sambil menatap bayu nan berada disampingnya.
“Ohh ya yaaaa!” Sahut bayu kegirangan.
Langsung dia bergegas mencari ayahnya kesemua perspektif ruangan ternyata, sang ayah lagi mengecek kondisi mbil yg digunakan.
“Yah…ayahh…. yahhh? Ayah dimana? Kita jadi ke Garut kan???”
“Di sini dek, iya dong.” Jawab sang ayah sembari mengecek kondisi mobilnya
“Assyiiikkkk jalan jalan jalan jalan jalan”
Begtu ceritanya wajah bayu hari itu sampai smpai sang ayah ke heran.
“De, tapi perginya gak sama ayah ya. Sama ibu aja. Ayah mendadak kudu menengok kawan ayah nan semalam kecelakaan.”
Wajah bayu nan tadi ceria seketika cemberut tercermin kekecewaan nan begitu mendalam.
“Yah ayah….”, bayu menggerutu.
“Maaf ya dee ayah gak bisa nemenin.” Jawab ayah bayu sembari memegang pundak anknya.
“Gak kita tunda aja mas? Kita ubah jadi bareng-bareng nengok kawan mas.”
“Jangan, iba bayu. Lagi pula ini udah direncanain jauh jauh hari.”
“Tapi ayah janji kelak ayah nyusul kalian ke Garut usai nengok kawan ayah ya”.
“Bnran yah?”
“Nanti gak bisa lagi tahu tahunya”
“Tahu nih sih ayah, mendadak gak bisa lagi. Lagi pula ayah pakai mobil siapa” timpal Nia.
”Iya kali ini ayah janji benerr, tapi gak hari ini juga ya. Tapi besok nyusulnya, ayah kelak berangkat sama pemimpin ayah, yg jg mau ke Garut.”
“Yahhhhhhhh.” jawab berbarengan bayu dan ibunya.
Namun Nia tetap meyakini bayu bahwa ayahnya tetap datang meski tidak berangkat secara bersamaan. Tak lama ayah bayu menyuruh anak dan istri segera siap siap.
“Yasudah kalian siap-siap gih, makin siang kelak makin kena macet”
Bayu dan ibunya tampak sudah selesai bersiap-siap. Ayah bayu tersenyum menatap penampilan, Bayu nan cermin kan langkah berpakaian anak laki-laki pada umumnya jika mau pergi. Tatak menyangka anak nya nan dulu tetap bayi sekarang sudah beranjak menuju usia abg.
“Ganteng banget anak ayah” jawab ayah ayu sembari mengelus rambut anaknya.
Namun Haris heran dengan penampilan istrinya, nan mengguna kan blus merah agak lenggang dengan bagian dada terlihat, bawahan menggunakan jins ketat.
“Mama, kok busana Anda begini sih? Pakai blus bagian dadanya kelihatan. Longgar lagi jika nunduk, itu tetek Anda diintip orang nanti.”
Nia mencoba menenangkan suaminya sembari bercanda.
“Mas Haris gak usah khawatir. Lagi pula saya sama bayu kan naik mobil. Kalo masalah nan ngintip kelak saya tinju masss”
“Yasudah deh kalian langsung berangkat gih. Barang peralatan nan mau di bawa udah dimasukin ke mobil kan? Jangan sampai ada nan ketinggalan.”
“Eh, nia kmu tahu jalan kan? Aku juga cemas Anda kelak malah kesasar.” Ucap ayah bayu.
“Tenang mas kan ponselku ada GPS. Aku juga sedikit tahu kok jalur perjalanan ke Garut.” Nia mencoba kembali menenangkan suaminya.
“Oke yasudah deh. Nanti kalo ada apa-apa hubungin saya yaa. Udah cepetan masuk mobil”.
Bayu duduk di depan berbareng ibu nan menyetir. Mobil grand livina meluncur perlahan tak lupa nia membuka kaca mobil sembari melambaikan tangan ke suaminya. Di sisi lain Bayu sedang enak-enak dengan ponselnya entah apa nan sedang disibukkan.
“Bayu mari narkotika sama ayah…dadah”
Waktu demi waktu terus melangkah hingga siang tiba, nia sibuk mengemudikan mobil. Bayu sibuk dengan ponselnya. Masalah kemudian muncul…
“Ma… kok ibu kayak orang bngung?” Tanya bayu dengan raut muka heran.
“Iya nih de. Mama bingung jalannya kemana. Ini gara-gara ibu sok tahu. Mama gak ngandelin GPS juga. Gak ada jaringan lagi”
Bayu jadi ikut bingung. Dia bingung mau melakukan apa. Sedangkan raut wajah Nia, sang ibu, tanda kekhawatiran begitu terlihat. Dia menengok kiri kanan nan sekitar banyak pepohonan dan beberapa rumah pedesaan, tiba-tiba mobil kehabisan bahan bakar.
“Ma, ma, kok mobilnya berhenti?” Tnya bayu.
”Bahan bakarnya lenyap dek, lantaran terlalu senang ibu jadi kelupaan isi bahan bakar” jawab Nia melemah
“Ma terus bagaimana?” Bayu sedikit panik.
Nia membujuk bayu keluar dari mobil sembari berupaya mencari bantuan.
“De, kita keluar dulu yuk. Kita cari bantuan. Siapa tahu ada nan bisa bantuin kita”
Dari kejauhan nia dan bayu nan kebingungan seketika keluar dari mobil diamati seorang bapak berumur 47 tahun. Namanya pak bejo. Kulit nan coklat kehitaman ditambah kumis dan perut nan agak tambun menjadi karakter khasnya.
Merupakan masyarakat sekitar nan bekerja sebagai pekerja tani, Istri nya bekerja sebagai tenaga kerja di Malaysia. Sedang kan sang anak bekerja di Bandung, penampilan pak bejo begtu adanya.
Tak lama kemudian pak bejo mencoba menghampiri ibu dan anak nan sedang kebingungan itu.
“Maaf yaa bu, kayaknya lagi bingung ada nan bisa saya bantu?” Tanya pak bejo.
“Ini pak, saya sama anak saya lagi kebingungan. Tadinya mau ke garut. Eh,malah kesasar kesini. Malah bahan bakar lenyap lagi” jawab nia
Pak bejo rasanya tak mendengar apa nan dikatakan nia, sibuk memandang tubuh nia nan sintal. Terlebih bagian dada nia terlihat.
“Weleh weleh nan begini nih bikin si otong gak tahan.” gumam bejo
Pandangan pak bejo membikin nia sedikit risau. Dia merasa pak bejo mau menerkamnya.
“Yasudah bu, ke rumah saya aja dulu. Mobilnya di sini aja. Lagipula rumah saya deket. Tuh rumah saya…” jawab pak bejo sembari menunjuk ke arah rumahnya
“Yasudah pak kita ke rumah bapak dulu aja”
“Yuk de kita ke rumah bapak ini dulu agar kita dapat bantuan”. Jawab nia sembari menenangkan anaknya nan tampak kebingungan.
“Ma tetap jadi kan ke Garut?” Jawab bayu yg terlintas tetap bingung.
Sedangkan, sembari melangkah mengantarkan ibu dan anak itu, di wajah pak bejo terlintas sebuah senyuman. Entah apa makna senyuman itu.
Kicauan burung menyambut pagi dan sinar matahari. Pagi itu terdengar bunyi Nia nan tetap mengenakan daster hitam nan sempat dirinya lepaskan semalam.
“Bayu, bayu, mari bangun…. kita musti siap-siap berangkat de. Kalau enggak kelak kita kesiangan. Malah kelak ayah nan duluan sampai Garut”
“Aduuuuhhh mamaaaa bayu tetap ngantuk…….” gerutu bayu.
“Bayu mari bangun de.. jangan malas dong anak ibu nan ganteng” nia membujuk sang anak sembari telapak tangannya berulang kali mengelus ubun-ubun bayu.
Dia mencoba terus membangunkan sang putra kesayangan dengan lembut. Begitu lembut dirinya membangunkan bayu, hingga tak sadar bahwa bayu memandang apa nan dilakukan nia berbareng Pak bejo semalam.
Dalam kantuk dan mata nan dia coba pejamkan kembali, bayu terlintas terpikir apa nan dia lihat semalam. Dia mencoba untuk melupakan, namun rasa penasaran terus menyelimuti pikirannya.
Dalam benaknya dia terus bertanya-tanya apa nan dilakukan sang ibu semalam dengan pak bejo dalam kondisi telanjang.
Apa pula makna desahan ibu nan begitu kencang semalam. Karena terus menghantui pikirannya, bayu lekas bangun. Ia beranggapan lebih baik dirinya berbareng sang ibu segera pergi dari rumah Pak Bejo.
“Iya dehhh ibu iyaaaaa. Nih bayu bangun.” Ucap bayu sembari membuka selimutnya.
Bayu lekas bangun, merapikan selimut nan menutupinya. Sementara itu nia membereskan segala peralatan miliknya nan ada di kamar, menyiapkan busana untuk dirinya dan bayu nan bakal segera melanjutkan perjalanan. Tak lama kemudian nia mengambil handuk untuk dirinya dan bayu.
“Langsung mandi aja yuk de, bareng sama mama. Mama juga mau mandi, soalnya kita gak bisa lama-lama di sini. Kalau kita keduluan ayah sampai Garut, kelak ibu musti bilang apa. Mama kan malu jika ketahuan nyasar”
“Iyaaa maaa iyaaaaaa” gerutu bayu kembali menuruti kemauan sang ibu.
Keduanya kemudian bergegas menuruni tangga menuju bilik mandi. Sambil melangkah, bayu memandang sekeliling. Ia mencari pak bejo. Namun dia tak memandang laki-laki nan tak telah memberinya tumpangan. Kemudian kedua ibu dan anak itu memasuki bilik mandi.
Lagi pintu nan rusak itu belum diperbaiki sehingga pintu bilik mandi kembali tak menutup sempurna. Tak lama setelah pintu tertutup nia melepaskan daster nan dia kenakan semalam. mem nandangi seluruh tubuh nya nan sudah tak tertutupi merasa tubuhnya tetap utuh meski semalam disetubuhi pak bejo.
“Aduuuh anak ibu ini lepas busana aja lama banget. Yasudah sini ibu lepasin. Gitu aja lama banget”
“Yasudah sekarang Bayu mau mandi sendiri apa dimandiin sama mama?” tanya nia.
“Mandi sendiri dong mama,.. bayu kan udah bisa mandi sendiri” jawab bayu dengan wajah meyakinkan.
“Yasudah kalo begitu.” balas sang mama
“Yasudah kalo begitu.” balas sang mama
Nia kemudian menyirami seluruh tubuhnya dengan air terlebih dahulu. Air nan dingin membikin siraman tersebut terasa menyejukkan. Tak lupa dia sabuni buah dadanya nan semalam di lumat pak bejo. Begitu juga tak lupa dia sabuni liang persamaannya nan tak sempat dia bersihkan semalam. Setelah selesai, nia memandang bayu nan malah sibuk main air.
“Aduuuh anak ibu malah main air siih. Kita ini musti buru-buru bayu. Kalau enggak kelak kita terlambat.”
“Yasudah sini ibu mandiin deh kamu.” Ucap nia jengkel kepada sang anak.
Lalu dia sirami putra kesayangannya dengan perlahan dan penuh kelembutan. Tak lupa dia sabuni seluruh jengkal tubuh bayu dengan sabar. Sambil menyabuni bayu, terbenak apa nan dilakukannya dengan pak bejo semalam. Nia begitu menyesal telah melakukan perbuatan buruk itu. Hatinya resah. Kenikmatan nan dirasakan semalam baginya tidak sebanding dengan keutuhan family nan dia rengkuh berbareng suami dan anaknya.
“Maafkan mamaaa yaa bayu” gumam nia dalam hati.
Di luar bilik mandi
“Beres dahhh. Untung deket sini ada nan jual bensin eceran. Memang gak banyak sih. Tapi sanggup mengantar sampai pom bensin terdekat” ucap Pak Bejo puas.
“Bu nia Bu niaaaa buuuu….mobilnya sudah saya isi bensin yaaa. Tapi jangan lupa isi bensin lagi di tengah jalan jika gak mobilnya kelak meninggal lagii buuuu” Teriak pak bejo.
Pak bejo penasaran kenapa tak ada respon. Lalu dia mencari nia ke kamarnya. Namun dia tak menemukan. Kamar tersebut kosong dan sekarang tampak begitu rapi. Begitu juga bayu, putera nia, dia tidak menemukan anak itu di bilik tersebut. Setelah dirasa betul-betul kosong dia kembali menuruni tangga mendengar bunyi guyuran air dari bilik mandi di bawah. Lantas dia segera ke sana.
“Hehehehe mereka berdua lagi mandi to. Untung nih pintu belum gue perbaiki. Intip aahhhh” pak bejo berbicara sembari tertawa pelan.
Ya, pak bejo lagi lagi mengintip. Kini dia memandang nia dalam kondisi bogel berbareng bayu. Akibatnya, hatikecil laki-laki itu kembali bergelora. Penisnya kembali menegang. Begitu pula nafsunya bangkit kembali.
“Aduh si kontol ini lagi-lagi gak bisa diem. Kan lu udah nyobain tuh memek semalem” racau pak bejo dalam hati sembari mengelus kontolnya nan ada di kembali celana.
Pak bejo tak bisa menahan diri lantaran penisnya sudah mengeras. Perlahan dia lepaskan celananya hingga akhirnya dia dalam kondisi bugil. Dengan langkah pelan kemudian dia geser pintu bilik mandi nan rusak itu.
“Maa ibu pak bejo ngapain masuk ke sini” tanya bayu nan memandang pak bejo lebih dulu.
Bayu sedikit terkejut, pikiran jelek dan peristiwa nan dia lihat semalam kembali menghantui. Sementara itu Nia nan sedang sibuk menyirami bayu, mendengar ucapan sang putera langsung memandang pak bejo.
Terlebih, pak bejo masuk secara tiba-tiba. Tentu saja Nia mau tak mau memandang pak bejo. Ia palingkan wajahnya dari laki-laki berperut tambun itu. Meskipun begitu, nia sempat memandang penis pak bejo nan sedang mengacung.
“Apa nan pak bejo lakukan di sini. Bapak gak memandang saya lagi mandi berbareng bayu?!” ucap nia dengan nada memarahi.
“Saya mau mandi juga bu… kan semalem kontol saya ini lenyap mengaduk-ngaduk memek ibu heheheeeee” Jawab pak bejo.
“Bapak jangan macem macem yaaa! di sini ada bayu pakkk!” ucap nia kesal
Pak bejo kemudian mendekati nia dan mengelus lengan nia nan berisi itu. Nia mengelak lekas mengambil handuk dan mengeringkan dirinya dan bayu. Setelah itu nia lilitkan handuk di tubuh bayu kemudian dirinya.
Lalu dia lekas membujuk bayu keluar dari bilik mandi. Bayu keluar lebih dahulu. Namun, nia ditahan pak bejo. Kedua lengannya dicengkeram kuat-kuat oleh kedua telapak tangan pak bejo nan kasar itu. Bayu nan sudah berada di luar bilik mandi pun kebingungan.
“Bayu, Anda duluan aja ke atas ya. Nanti mamamu nyusul hehee”, tawa pak bejo terkekeh-kekeh sembari menahan kedua lengan nia nan terus memberontak.
“Jangan bayu, jangan…Janggan tinggalin mamaaaa dee… lepasin pak bejo lepasin ish”, sahut nia sembari terus mencoba melepaskan kedua lengannya dari tangan pak bejo. Ngocoks.com
Namun upaya nia itu tampaknya sia-sia. Tangan pak bejo sangat kuat mencengkeramnya. Sedangkan, belum bayu merespon sang mama, Pak bejo langsung menutup pintu nan tak bisa menutup secara sempurna itu.
Bayu lagi lagi hanya terdiam dan terheran apa nan sebenarnya sedang dia alami. Anak laki-laki umur 11 tahun itu lebih memilih melangkah kan kakinya secara perlahan meninggalkan bilik mandi menuju kamarnya di lantai dua.
Dalam langkah demi langkahnya itu dia mendengar bunyi mamanya dan pak bejo nan berada dalam bilik mandiii. Namun dia tak peduli atas sesuatu nan tak dipahaminya itu. Ia lebih memilih mengenakan busana dan mempersiapkan segala sesuatu nya untuk kembali melanjutkan perjalanan berbareng sang mama.
Bersambung…