ARTICLE AD BOX
Cerita Getar – Ngentot Memek Mahasiswi Bulu Tipis Cerita Dewasa Panas. Perkenalkan nama ku Andre jadi ini kisahku nan tejadi sekitar 3 tahun nan lampau saat saya sedang masuk kuliah. Waktu itu saya kuliah disalah satu univesitas terkenal di Bandung. Saat saya pertama kali saya masuk kuliah saya sendirian gak punya kawan lantaran saya bukan original Bandung.
Namun seiring berjalannya waktu, dan sifatku nan supel saya jadi mempunyai banyak teman. Anak-anak kampusku nan wanita sangat cantik-cantik sekali, memang bener jika bandung itu sering disebut lautan bid*d*ri. Hingga akhirnya setelah kurang lebih 2 bulan saya kuliah disitu saya melirik satu wanita nan terlihat begitu bagus dimataku.
Sebut saja namanya Emily, orangnya cukup tinggi, namun dia mempunyai paras nan cukup menarik buatku. Juga corak lekuk tubuhnya juga sangat bagus untuk dinikmati. Bongkahan kedua p*yud*ranya lumayan besar dan pant*tnya terlihat sangat padat sekali dibalik celana strit nan selalu dikenakannya saat dikampus.
Pandanganku ketika dikampus saat ini hanya tertuju pada Emily. Setiap jam istrirahat saya selalu mencari keberadaan Emily dimana. Hingga saya mencari tau tentang Emily kepada teman- temannya, tapi sekejap saya kecewa mendengar jika Emily udah mempunyai seorang cowok.
Namun dalam sekejap semangatku kembai lantaran ada salah satu kawan Emily nan memberitahuku jika hubungan Emily dengan cowoknya sudah gak selaras lagi, dan apalagi sekarang Emily juga gak pernah berjumpa dengan cowaknya. Aku langsung semringah mendengar buletin dari kawan dekat Emily itu.
Dan tibalah waktunya, saat Emily sedang duduk dikantin sendirian saya langsung saja memberanikan diri untuk nyamperin Emily. Lalu dengan basa-basi akhirnya saya pun bisa sedikit berkawan dengan Emily hingga akhirnya kita ngobrol panjang lebar.
Untung aja agenda perkuliahanku dengan Emily bisa sama-sama kosong, jadi saya dan Emily mempunyai waktu nan banyak untuk ngobrol. Waduh hatiku lemas, walaupun sudah jarang ketemu tetapi statusnya tetap resmi pacaran. Saat kami berdua ngobrol, dia suka curhat tetapi saya suka mencuri pandangan ke arah buah d*d*nya nan bagus menawan itu.
Waduh pokoknya bulat tegap dan sedikit runcing, begitu juga kulitnya tidak satupun jejak goresan luka, hanya putih mulus dan pant*tnya bulat menantang. Kalau dilihat dari belakang, waduh.. membikin kem*lu*n saya berdiri tegap dan mau kur*mas-r*mas dan dit*ncap dari belakang.
Bayangkan jika melangkah dia berlenggang-lenggok. Dia mempunyai rambut nan indah, hitam dan panjang, berhidung mancung, berbibir tipis, alis dan bulu mata nan lentik (tapi seperti wanita Korea). Dan memang wanita ini anak seorang nan kaya raya.
Dan kami pun menjadi dekat dan akrab, tapi tidak tahu dia itu sukanya bareng dan jalan sama saya saja. Padahal kan banyak kawan wanita di kampus itu ataupun laki-laki nan lain. Yaa.. tapi saya pun sangat senang sekali bisa jalan bareng sama Emily, Dia pun sering membujuk saya main ke rumahnya.
Namun itu tidak pernah terjadi, mungkin saya tidak biasa main ke rumah cewek. Dan akhirnya dia mau main ke rumah saya, waduh saya juga bingung lantaran saya juga belum pernah kehadiran kawan wanita apalagi seperti dia, tapi dia terus memaksa saya.
Suatu hari di kampus, mata kuliah satu sudah selesai dan kudu masuk lagi untuk mata kuliah nan kedua, tapi waktunya sore hari, dan ketika sudah selesai mata kuliah satu, kami pun merasa BT jika di kampus saja, dan Emily memaksa saya untuk main ke rumah saya, katanya mau tahu tempat tinggal saya dan sekaligus mau curhat.
Ya untungnya rumah saya itu hanya ada kerabat saya (karena saya tidak tinggal berbareng orang tua) dan rumah itu milik nenek saya. Oleh lantaran itu kehidupan saya bebas dan saling cuek sama personil family lainnya di rumah itu. Tidak ada saling berprasangka alias perihal apapun, nan krusial tidak saling merugikan satu sama lain.
Kami pun berdua pergi ke rumah saya. Siang bolong, ketika sudah sampai di rumah, Emily saya persilakan masuk ke bilik saya dan rupanya saya tidak grogi atas kehadiran wanita elok ini. Dan ketika baru mengobrol sejenak lampau dia bicara, Edi panas yah hawa di Bandung sekarang ini.
Iya nih! sembari kubawakan minuman dingin nan sangat sejuk sekali. Edi.. boleh nggak saya buka baju, Anda jangan malu Edi, saya tetap pake busana dalam kok, lenyap panass siihh. Waduh memang saya merasa malu waktu itu dan sedikit deg-degan jantungku.
Aduuh gimana Anda ini, emang Anda nggak malu sama aku? bantahku. Tapi kan dia sudah ngomong jika dia tetap memakai busana dalam. Kemudian saya keluar bilik sejenak untuk mengambil makanan ringan di lemari es, dan ketika saya memasuki bilik lagi, ya ampun.. busana dalam sih busana dalam tapi jika rupanya jika itu ** nan super tipis dan terlihat p*ting s*s*nya.
Waduh, saya sangat grogi waktu itu dan saya pun sering memalingkan wajah, tapi tidak dapat dipungkiri, kem*lu*n saya pun berereksi dan aliran darah saya pun mengalir tidak karuan, apalagi hawa sedang panas-panasnya.
Ayo sekarang Anda mau curhat lagi? kataku.
Nggak sih Ndre, saya udah minta putus sama dia (pacarnya-red) dan dia setuju untuk resmi putus. Ya udah.. abis gimana lagi, katanya.
Dalam hatiku, enak-enak dia sudah putus, dan saya pun berpura-pura bersedih, lantaran memang iba memandang wajahnya sedikit pucat dan sedikit menangis. Dia memelukku sembari sedikit bicara kepadaku, tapi itu lho anuku tidak bisa tak bersuara dan semakin panas saja suhu tubuhku.
Ketika kuelus rambut dan punggungnya, eh dia menc*umku dan kubalas c*umannya dan dia membalas lagi, semakin lama kami berc*uman dan dia memasukkan lid*hnya ke mulutku. Waduh, ini betul-betul mengasyikan dan terus terang ini adalah pertama kali bagiku.
Dan dia pun mengeluarkan bunyi des*han nan sangat lembut dan s*ns*al, dan dituntunnya tanganku ke buah d*d*nya, langsung saja kur*mas-r*mas dan **-nya pun kubuka. Woww, buah d*d* nan sangat indah, putih, bulat berisi dan mancung serta p*ting nan bagus, sedikit warna merah di seputar p*tingnya dan berwarna coklat di puncaknya,
Sekali-kali kupelentir p*tingnya dan dia pun mendes*h kuat. Ssstthh ha.. hah.. aahh.. okhss Dre, bagus Andre, eenakk, suaranya nan mini dan merdu. Dia membuka bajuku dan saya sekarang dibuatnya tel*nj*ng, tapi saya hanya pasrah saja, tidak ada rasa malu lagi. Apa Anda sering melakukan ini sama pacar kamu? kataku.
Iya Dre, tapi nggak sering.. aaksshh.. kata dia sembari mendes*h, tanganku diarahkannya ke liang kem*lu*nnya, dan langsung kuelus-elus sembari lid*hku menjil*t p*tingnya nan bagus itu. Sedikit-sedikit kuselingi dengan gig*tan ringan tepat di puncaknya, dan dia mengg*liat keenakan.
Dan kem*lu*nnya pun basah. Kubuka celananya dan cel*na d*lamnya secara perlahan. Oh iya, kami melakukannya di sofa kamarku tepat di depan TV dan stereo-set. Dan kami lagi sedang mendengarkan lagu-lagu rock barat tahun 70-an, ketika kubuka cel*na d*lamnya, yes.. dia mempunyai kem*lu*n nan bagus, bulu sedikit, dan memang dia tetap per*wan,
Dengan pacarnya juga hanya melakukan or*l s*x. Tetapi saya belum berani untuk menjil*t kem*lu*nnya, saya hanya mengesekkan tangan saya ke bibir kem*lu*nnya. Eh rupanya dia turun dari sofa dan menghis*p b*tang kem*lu*nku,
Aaakshh.. hsstt oks! dia menjil*ti biji pel*rku dan dia mengisap kem*lu*nku lagi sembari dipegang dan dikoc*knya.
Waduuhh.. lezat sekalii akkhhss.. aliran-aliran darahku mengalir dengan serentak dan mau kumasukkan kem*lu*nku ke liang kem*lu*nnya, tapi apa dia mau? Beberapa menit kemudian.. Dre, Anda punya peralatan gede enggak, mini enggak, panjang enggak and pendek enggak, tapi bener Andre, saya sangat suka Anda punya barang,
Katanya sembari berdiri dan lub*ng kem*lu*nnya dihadapkannya ke wajahku saya semakin tidak kuat saja. Langsung saja kujil*t liang kem*lu*nnya. Wah agak aroma juga nih, tapi aroma nan enak. Semakin lama semakin enak-enak dan sangat enak, dan dia pun merint*h-rint*h kecil, Uwuuhh oo.. sstt akhs.. akhs.. akhs.. oohh aahh.. sstth,
Sambil tubuhnya agak bergerak nggak karuan, mungkin jil*tanku belum pandai lihat sedang keasyikan menikmati jil*tanku. Lalu dia berdiri dan menarik tubuhku ke lantai. Di situ kami berc*uman lagi, entah kenapa aku
merasakan sesuatu nan hangat di sekitar liang kem*lu*nnya, kuingin b*tang kem*lu*nku dimasukkannya ke lub*ng kem*lu*nnya.
Soalnya saya tetap ragu. Tapi saya memberanikan untuk bicara.
kamu tetap per*wan nggak?
Iya.. aksshh.. sstt.. sstt aakhs, katanya.
Ternyata dugaanku benar.
Tapi sama pacar Anda itu?
Iya tapi jika saya sama dia hanya or*l aja, kata Emily.
Tapi Andre, gimana jika kita ini sekarang.. dia tidak melanjutkan pembicaraannya.
“Okh.. ookh.. okh.. sstt..” dia mencoba untuk memasukan b*tang kem*lu*nku ke lub*ng kem*lu*nnya dengan support tangannya. Dengan begitu, saya pun berupaya untuk memasukkan b*tang kem*lu*nku ke lub*ng kem*lu*nnya,
Dan secara perlahan kugesekkan b*tang kem*lu*nku ke liang kem*lu*nnya dan sedikit demi sedikit kumasukkan kem*lu*nku, tapi ini hanya sampai kepala aja, dan.. Ooohh aakksshh.. ahh.. ah.. aahh.. oohh.. sset, dia merint*h- rint*h. Aku terus menggenj*t dia.
Emily, rupanya perih juga, aahh! katanya. Tapi teruskan saja Emily… Kulihat wajahnya memang mengkhawatirkan juga, tapi nan kurasakan adalah kenikmatan, meskipun itu tetap tersendat-sendat dan sedikit kehangatan, Ookkhhss.. sstt, aduh nikmatnya, kataku
Dan memang ada sedikit d*rah di b*tang kem*lu*nku dan yes.. semua b*tang kem*lu*nku masuk, dan betul-betul nikmat tiada tara, dan hilanglah per*wannya dan perj*kaku. “Ssstt.. sstt..” des*hannya nan merdu dan mengga*rahkan apalagi didukung oleh kecantikannya dan mulus kulitnya.
Dan kami tetap melakukan style konvensional dan terus kugenj*t naik turun, naik turun dan tumben, saya tetap kuat dan menahan kenikmatan ini, lantaran jika saya sedang on*ni, tidak selama ini. Di lantai itu kami melakukannya serasa di surga.
Assh.. asshh.. aakss.. oohh.. aksh.. sstt, dia menjerit-jerit tapi biarlah kedengaran oleh saudaraku, nan lagi nonton TV di ruang keluarga. Karena pasti bunyi jeritan Emily ini kedengaran. Terus Andre, aduhh Andre kok lezat sih.. aakss ssttss.. katanya sembari merem melek matanya dan bibirnya nan aduhai melongo ke langit dan langsung kujil*t lid*hnya. Duuhh aahss sstt duh An, saya mau keluar nih! kataku.
Uuhhss sstt jangan dulu dong Dre.. bentar lagi aja, katanya. Tapi memang saya waktu itu sudah nggak kuat, ehh ternyata.. Sss oohh akkhhss.. oohh, duh Dre boleh deh sekarang, Anda dikeluarinnya di sini aja, sembari ditunjukanya ke arah p*yud*ranya. Dan.. Creett.. crooot.. crooot.. crroooot dan air m*niku nan banyak itu menyemprot ke p*yud*ranya dan sekitar lehernya.
Selesailah main-main sama Emily, dan waktu pun menunjukan arah jam 5 lebih dan memang kami sudah telat untuk pergi lagi ke kampus memasuki pelajaran Mata Kuliah kedua. Kami berdua terkulai dan ketiduran di lantai itu dalam keadaan tetap tel*nj*ng, dan lagu di stereo tape-ku pun sudah lama habis.
Bangun-bangun sudah nyaris jam 19.30, kami pun bergegas berpakaian dan saya pergi ke bilik mandi untuk mandi, sesudah saya selesai mandi dia juga mandi, dan akhirnya kami pergi jalan-jalan sekalian mencari makan. Kami pergi ke wilayah Gatot Subroto dan makan.
Sesudah itu kami pergi ke Di Trans Studio Bandung, lupa lagi waktu itu kami nonton apa. Sesudah selesai nonton Emily tidak mau pulang dia mau menginap di rumah saya. Waduh celaka juga nih anak, ketagihan alias dia lagi ada masalah dengan family di rumahnya.
Setelah kami berbincang-bincang, rupanya dia tinggal tidak berbareng orang tuanya, sama seperti saya. Dan kusuruh dia tidur duluan, kamipun tidur sembari berpelukan terbuai terbawa oleh mimpi bagus kami berdua. sejak saat itulah kami resmi berpacaran.
Kunjungi juga situs Cerita Ngewe Terbaru