Kisah Seks Ku Dengan Teteh Silvi

Sedang Trending 3 bulan yang lalu

Kisah ini berasal dari tahun 2016, saat itu gw tetap berumur 19 tahun, sedang melakukan praktek kerja lapangan di salah satu hotel di Bandung.

Oia …. nama gw indra. PKLnya oleh personalia hotel, gw ditempatkan di bagian front office sebagai receptionist. Salah satu karyawati (receptionist supervisor) namanya Silvi, tapi semua orang memanggilnya Teteh.

Usianya saat itu 28 tahun, sudah menikah tapi belum dikaruniai seorang anakpun. Wajah teteh tidak terlalu cantik, tetapi good looking (seperti kebanyakan typikal seorang wanita priangan).Ukuran dadanya sedang tapi padat, tetapi pinggulnya penuh (body gitar kalee).

Yang paling gw suka dari teteh adalah tidak seperti kebanyakan wanita pada umumnya nan senang bergosip ria, teteh tidak banyak bicara. Jika berbincang tutur katanya sangat halus, pelan namun sangat tegas, dan sangat dihormati oleh bawahannya. Jika selesai bekerja (lepas uniform) pakaiannya pun sopan dan tertutup, selalu memakai celana panjang. Dan dibalik kemeja alias baju atasannya selalu dilapisi kaos dalam sehingga makin menyembunyikan BHnya.

Selama gw PKL, teteh sangat banyak membantu. Jika dalam satu shift hanya kita berdua, gw terang-terangan bicara sama teteh kalo gw suka sama teteh. Dan teteh hanya tersenyum “Gak boleh … teteh sudah ada nan punya” tegasnya.

“Teh … kalo putus sama si Akang, hubungi saya yah” gw selalu menggoda. Dan teteh hanya tersenyum.

Dua bulan kemudian teteh di mutasikan ke Sales Markering Dept. berbarengan dengan selesainya PKL gw. Dua minggu seterusnya, setelah meng-collect data-data alias bahan-bahan untuk makalah di kampus, gw pamit sama teteh.

“Teh … saya mau pamit, terima kasih buat bimbingannya selama saya praktek disini yah … dan maafin kalo selama ini saya sering menggoda teteh” kata gw diplomatis.

“Gak ayah ndra … teteh senang bisa bantu kamu. Kapan pulang ke Jakarta ?”

“Besok” sahutku.

“Bareng aja sama teteh. Besok teteh dinas ke Jakarta, dapat tugas untuk sales call selama 3 hari di Jakarta … naik mobil kantor”

Besoknya gw pulang ke Jakarta ikut sama teteh, naik mobil espass. Gw di depan sama sopir, teteh sendirian di belakang. Selama di perjalanan kami ngobrol, setiap kali gw nengok ke belakang (saat ngobrol) nan terlihat adalah kaki teteh nan putih mulus dengan betis yg sangat ranum (slurupp). Terkadang jika dia merubah posisi duduknya, terlihat paha mulusnya (duh … kecian neeh adik gw, mencuat/melengkung di sangkarnya).

Singkat kata kami tiba di hotel pukul 16.00 (saat itu perjalanan Bdg-Jkt menyantap waktu kl 4 jam).

“Teh … bolehkan saya antar sampai teteh c/i di kamar”

Teteh hanya tersenyum. Udara Jakarta nan panas, ditambah AC mobil nan tidak maksimal, membikin badan teteh dibanjiri keringat. Gw iba melihatnya, dan saat itu dalam lift (walaupun berAC) teteh sibuk melap keringat di wajahnya dan leher memakai tissue …. Ya ampun, itulah pemandangan terindah nan pernah gw lihat … badan gw menggigil, napas gw sesak, napsu gw naik … tapi apa daya. (sementara adik gw tetap menggeliat-geliat dalam sangkarnya, minta rayuan kalee yak ?).

Setelah semua lagguagenya teteh sudah gw taro di lemari, gw langsung pamit.

“Teh … saya pulang dulu yah (sambil cipika cipiki), minta kenang-kenangan dong” candaku.

“Nih … satu kecupan di kening” kata teteh sembari kecup kening gw. Sekali lagi badan gw menggigil, aroma badan unik wanita, membikin libidoku naik. Dan tanpa basa lama kucium bibirnya. Teteh melonjak kaget, dan meronta-ronta.

“Jangan .. ndra …jangan” gumam teteh tidak berdaya. Punggungnya nempel ke tembok dekat pintu keluar. Teteh nan badannya mini berupaya melepaskan diri dengan meronta-ronta. Mulut gw melakukan sedotan-sedotan liar dari bibir beranjak ke leher dan kemudian ke lubang telinganya. Badan teteh menggerinjal hebat. Kemudian bibir gw kembali menutup bibirnya ….. perlawanan teteh mulai melonggar. Degup jantungnya sampai terdengar tidak beraturan. Bibirnya terbuka perlahan dan tangannya melingkar ke leher gw. Desahan nafas teteh mulai memburu. Tangan gw mulai berani memeras bukit kembarnya dibalik blousenya (belakangan baru tahu rupanya teteh memakai t-shirt u can see di dalam blousenya). teteh sudah mulai pasrah dan mulai mengimbangi sedotan bibir gw, lidahnya mulai menari-nari dan bertautan dengan lidah gw. Punggung teteh tetap menempel di dinding, kedua tangannya gw angkat ke atas kepalanya. Tampak bulu-bulu lembut di bawah ketiaknya, tidak lebat … dan aroma unik wanita nan agak soft menyeruak hidung gw … saat membaui ketek teteh.

Agen BandarQ Domino99 Poker Online Terbesar Di Asia

Teteh makin menggerinjal dan dengan pasrah membiarkan gw melucuti semua baju atasannya. BH nya yg warna hitam sengaja tidak gw lepas, Libido gw makin menjadi-jadi kala memandang BH hitamnya teteh. Adik gw yg daritadi bergembut-gembut makin mengeras ketika sebuah tangan lembut mulai membelai-belainya. Tanpa gw sadari teteh sudah sukses membuka celana berikut hings yg gw pakai. Adik gw berteriak-teriak kegirangan manakala tangan lembut teteh bermain-main, kadang memijatnya, kadang mengocoknya, apalagi biji-biji gw pun tidak lepas dari permainan tangan teteh.

Teteh mulai garang … bertolak belakang dengan kesehariannya nan tenang dan kalem. Badan gw sudah bugil bulat, demikian pula dengan roknya teteh sudah terbang entah kemana. CD teteh pun berwarna hitam ukuran midi tampak menonjol ditengah-tengahnya. Gw sengaja minta sama teteh agar CD dan BH nya jangan dulu dibuka. Puting teteh nan agak coklat tidak lepas dari sedotan bibir gw, demikian pula bukitnya tidak pernah lepas dari remasan tangan gw, bergantian dengan sedotan bibir teteh ke puting gw.

“Ndra … pegangin punya teteh …. ohh .. ahh” erang teteh sembari membawa tangan gw ke pangkal pahanya. CDnya sudah mulai basah …. tangan gw mulai menyeruak ke dalam rambut lembut teteh, sementara tangan yg satunya bermain-main di pantatnya teteh. Bibir gw mulai menelusuri belakang telinganya. Bibir teteh mulai menjilati leher gw kadang-kadang niup telenga gw.

“Pindah yu .. ndra ke sofa” teteh menuntun gw menuju sofa. Teteh menyuruhku duduk, dan teteh duduk dipakuan gw menghadap gw. BHnya mulai gw lepas … bukitnya yg padat ranum tetap gw remas dan nan satunya gw sedot putingnya. ” ooohh … ndra …. geli … ndra”

“OOh …. teh … masukin yah …teh” kemudian teteh berdiri sebentar, gw membuka CDnya. Setelah lepas CDnya gw cium …. aroma khasnya makin menaikan libido gw. Bulu-bulu lembut teteh tampak tidak beraturan di pangkal pahanya berkah tangan gw yg mengacak-ackanya. Teteh menjerit kegelian “ohh … ohhh .. ahhh, masukin aja ndra, teteh udah gak tahan” erangnya.

Berkali-kali gw coba memasukan adik gw, tetapi selalu meleset … dan kandas terus. Teteh yg sudah gak sabar akhirnya membimbing adik gw untuk memasuki tubuhnya. Bleeessss … ohh akhirnya. Seumur hidup belum pernah terbayangkan nikmatnya burung gw masuk kedalam memeknya teteh. Teteh menjerit …. dan mulai menggerakan pantatnya … kadang naik turun, terkadang melingkar-lingkar. Gesekan demi gesekan membawa kami melayang layang jauh. 10 menit telah berlalu ….

Teteh menarik pantatnya dan menarik gw ke tempat tidur. Tubuh teteh terlentang, kedua kakinya dibuka lebar.

“Ayo … ndra … mari masukin … cepat”

Gw mulai memasuki tubuhnya …. mulut kami berpagutan dan lidah kami saling membelai. Pinggul gw mulai naik turun dengan cepatnya mengimbangi putaran pantatnya teteh … sehingga terdengar bunyi ciprakan, akibat kocokan batang gw pada kemaluan teteh. Gerakan teteh mulai liar, kedua kakinya dilingkarkan ke pinggang gw.

“ooohh… ndra …. sssshh ….ohhh …. awww” teteh makin meracau sembari menggigit bibir bawahnya.

Sambil terus meremas dan kadang-kadang menggigit putingnya … aktivitas gw pun terbawa liar.

“ndra …. kocok teruzzzz ndra …. teteh mau keluar”

Gw makin mempercepat tempo dan agak kasar. Masih terdengar erang kenikmatan dari mulut teteh.

“ohhh … ooohh …. ndra ….yang keras …ndra”

Kemudian kurasakan sensasi nan luar biasa, sepertinya kami bakal mencapai bersama-sama, dan Ooooh…. CRett .. crett ….cret …. seperma gw muncrat didalam kemaluannya teteh. Bersamaan dengan terdengarnya jeritan kenikmatan dari mulut teteh “Ndraaaa …. ooh … ohhhh”.

Sejak saat itu, gw gak pernah lagi berjumpa dengan teteh, apalagi komunikasi via telponpun gak pernah. Jika ditelpon ke kantornya … selalu menghindar. Berbagai maca pesan pun tidak pernah dibalasnya. Akhirnya gw nyerah dan berupaya untuk melupakan teteh.

Tujuh tahun kemudian, tanpa diduga gw berjumpa teteh dalam suatu seminar di Jakarta. Rupanya teteh sudah lama tidak bekerja di hotel. Teteh tetap seperti nan kukenal 7 tahun nan lalu. Teteh nan kalem dan tidak banyak bicara. Teteh nan tidak pernah meninggalkan senyum khasnya.

“apa khabar ndra ? Berapa tahun yah kita tidak berjumpa ?”

“Teteh sendiri bagaiman khabarnya ?” gw malah kembali bertanya.

Iiihh… gemes banget deh (dalam hati gw). Adik gw bisa mencium aroma yg pernah dikenalnya, lantaran seketika itu juga langsung bangun.

Disela-sela coffee break dan lunch, kami banyak menghabiskan waktu dg obrolan-obrolan nan ringan, sembari menanyakan aktivitas masing-masing, tanpa menyinggung kejadian di bilik hotel itu.

Seminar hanya satu hari, tapi lantaran selesai pukul 19.00, teteh menginap di hotel yg sama dg tempat seminar. Katanya gak mungkin kalo pulang ke Bandung malam itu juga. “Ndra … besok antar teteh ke gambir yah …” Gw mengangguk dan berambisi lebih dari sekedar mengantar.

“Teh … selesai seminar, kita jalan-jalan yuk !!” timpalku.

“Nggak ah .. teteh mau rehat aja di kamar” katanya.

Selesai seminar, gw memaksa untuk mengantar teteh ke kamarnya. Teteh menolak keras. Tapi setelah di desak dan berjanji tidak bakal macam-macam, akhirnya teteh mau.

Para peserta seminar turun memakai lift menuju lobby, tetapi kami berdua naik lift ke atas menuju lantai 15. Di dalam lift kami tak bersuara membisu. Namun tanpa diduga … teteh menubruk gw dan menempelkan bibirnya dibibirku. Dengan sigap gw bisa menguasai diri dan mengimbangi serangan teteh. Tangan kiri teteh tetap mendekap map seminar sementara tangan kanannya memegang kepala gw. Tangan kiri gw melingkar pinggangnya dan tangan kanan gw meremas pantatnya. Alamaak … teteh gak pakai Celana Dalam.

Aktifitas kami berakhir ketika bel lift bersuara di lantai 7. Rupanya ada 2 orang tamu lain yg bakal menuju lantai 12. Dada gw tetap deg-degan gak karuan, jakun gw naik turun. Setelah orang tersebut turun di lantai 14 … gw hendak bergerak lagi, tetapi ditahan teteh.

“Teh … sejak kapan gak pakai Celana Dalam ?” tanyaku dengan napas memburu. Teteh hanya tersenyum …menggoda.

“Nih … ndra, ambil kunci bilik di dalam tas teteh” kata teteh santai. Gw mulai mencari-cari kunci dalam tas teteh …. alamak …. malah nemu Celana Dalam teteh nan berwarna hitam berenda. CDnya gw tarik keluar dan gw isep, aroma unik wanita membikin libidoku makin naik ke ubun-ubun.

“Hey… kuncinya mana ?” kata teteh nan sudah tiba lebih dulu di depan pintu kamar. Gw sibuk membuka pintu kamar. Napsu kami berbedua sudah tidak bisa ditahan. Ketika pintu tertutup di belakang kami, langsung saja kami berdua terlibat dalam pergulatan nan sangat panas. Tas, map, sepatu, baju dll berceceran di dekat pintu. Bibir kami saling pagut, tangan teteh sudah membelai batang gw, tangan gw sudah menelusuri kesana-kemari. Gw bogel 100% sementara teteh tetap memakai BH warna hitamnya, tetapi nenen nya udah keluar dari cupnya.

Teteh dulu … lain dengan teteh sekarang, kalo dulu tetap memakai style convensional, tapi sekarang ……..

Gw menggerinjal kenikmatan, pasalnya batang gw sudah dalam genggamannya dan keluar masuk bibirnya nan mungil. Terkadang di sedot, kadang2 dijilatinya.

BHnya teteh udah gw buka sepenuhnya ….. teteh nan tetap jongkok dan asik dg permainannya gw angkat ke tempat tidur. Posisi kami 69. Teteh dibawah tetap nyedot batang gw, dan gw diatas mulai menjilati kemaluannya. Bau teteh (baunya soft, kayaknya dirawat banget tuh kemaluan teteh) mulai menyeruak ke dalam hidung gw.

10 menit berlalu … posisi kami berubah. Masih rebahan di tempat tidur …. teteh membelakangi gw …. dan gw penetrasi dari belakang. Tangan gw meremas-remas dan memelintir putingnya teteh. Pantat teteh bergerak memutar kadang-kadang naik turun ” ooohhh ndra…enak banget ndra” erangnya. Ganti posisi lain ndra” Gumam teteh sembari melepaskan adik gw. Kemudian Teteh menungging …. tanpa disuruh gw masukin kemaluannya teteh. Berbagai macam style udah kita cobain.

“Ayo ndra …teteh udah gak tahan … pengen keluar” erangnya.

Teteh terlentang, kakinya dibuka lebar-lebar. Batang gw sudah masuk ke dalam kemaluan teteh. Gerakan kami berirama, pantat gw naik turun, pantat teteh berputar-putar. Makin lama makin liar….. dan makin tidak terkendali.

Dan akhirnya …. Ahhhhh …. Crett…cret…cret. Semprotan air mani gw begitu kuatnya … hingga membikin teteh menjerit kenikmatan … lantaran bersama-sama mencapai puncak asmara. Tubuh kami terkulai lemas diatas tempat tidur….. Tak puas-puasnya gw mencium bulu-bulu lembut dibawah ketek teteh. Setelah mandi … kami turun ke coffee shop untuk makan. Selesai makan tanpa membuang waktu kami kembali ke bilik ……. sembari melangkah bergandengan, teteh membisiki gw ….. “Ndra….. teteh gak pake celana dalam …..

ARTICLE AD BOX

Kisah ini berasal dari tahun 2016, saat itu gw tetap berumur 19 tahun, sedang melakukan praktek kerja lapangan di salah satu hotel di Bandung.

Oia …. nama gw indra. PKLnya oleh personalia hotel, gw ditempatkan di bagian front office sebagai receptionist. Salah satu karyawati (receptionist supervisor) namanya Silvi, tapi semua orang memanggilnya Teteh.

Usianya saat itu 28 tahun, sudah menikah tapi belum dikaruniai seorang anakpun. Wajah teteh tidak terlalu cantik, tetapi good looking (seperti kebanyakan typikal seorang wanita priangan).Ukuran dadanya sedang tapi padat, tetapi pinggulnya penuh (body gitar kalee).

Yang paling gw suka dari teteh adalah tidak seperti kebanyakan wanita pada umumnya nan senang bergosip ria, teteh tidak banyak bicara. Jika berbincang tutur katanya sangat halus, pelan namun sangat tegas, dan sangat dihormati oleh bawahannya. Jika selesai bekerja (lepas uniform) pakaiannya pun sopan dan tertutup, selalu memakai celana panjang. Dan dibalik kemeja alias baju atasannya selalu dilapisi kaos dalam sehingga makin menyembunyikan BHnya.

Selama gw PKL, teteh sangat banyak membantu. Jika dalam satu shift hanya kita berdua, gw terang-terangan bicara sama teteh kalo gw suka sama teteh. Dan teteh hanya tersenyum “Gak boleh … teteh sudah ada nan punya” tegasnya.

“Teh … kalo putus sama si Akang, hubungi saya yah” gw selalu menggoda. Dan teteh hanya tersenyum.

Dua bulan kemudian teteh di mutasikan ke Sales Markering Dept. berbarengan dengan selesainya PKL gw. Dua minggu seterusnya, setelah meng-collect data-data alias bahan-bahan untuk makalah di kampus, gw pamit sama teteh.

“Teh … saya mau pamit, terima kasih buat bimbingannya selama saya praktek disini yah … dan maafin kalo selama ini saya sering menggoda teteh” kata gw diplomatis.

“Gak ayah ndra … teteh senang bisa bantu kamu. Kapan pulang ke Jakarta ?”

“Besok” sahutku.

“Bareng aja sama teteh. Besok teteh dinas ke Jakarta, dapat tugas untuk sales call selama 3 hari di Jakarta … naik mobil kantor”

Besoknya gw pulang ke Jakarta ikut sama teteh, naik mobil espass. Gw di depan sama sopir, teteh sendirian di belakang. Selama di perjalanan kami ngobrol, setiap kali gw nengok ke belakang (saat ngobrol) nan terlihat adalah kaki teteh nan putih mulus dengan betis yg sangat ranum (slurupp). Terkadang jika dia merubah posisi duduknya, terlihat paha mulusnya (duh … kecian neeh adik gw, mencuat/melengkung di sangkarnya).

Singkat kata kami tiba di hotel pukul 16.00 (saat itu perjalanan Bdg-Jkt menyantap waktu kl 4 jam).

“Teh … bolehkan saya antar sampai teteh c/i di kamar”

Teteh hanya tersenyum. Udara Jakarta nan panas, ditambah AC mobil nan tidak maksimal, membikin badan teteh dibanjiri keringat. Gw iba melihatnya, dan saat itu dalam lift (walaupun berAC) teteh sibuk melap keringat di wajahnya dan leher memakai tissue …. Ya ampun, itulah pemandangan terindah nan pernah gw lihat … badan gw menggigil, napas gw sesak, napsu gw naik … tapi apa daya. (sementara adik gw tetap menggeliat-geliat dalam sangkarnya, minta rayuan kalee yak ?).

Setelah semua lagguagenya teteh sudah gw taro di lemari, gw langsung pamit.

“Teh … saya pulang dulu yah (sambil cipika cipiki), minta kenang-kenangan dong” candaku.

“Nih … satu kecupan di kening” kata teteh sembari kecup kening gw. Sekali lagi badan gw menggigil, aroma badan unik wanita, membikin libidoku naik. Dan tanpa basa lama kucium bibirnya. Teteh melonjak kaget, dan meronta-ronta.

“Jangan .. ndra …jangan” gumam teteh tidak berdaya. Punggungnya nempel ke tembok dekat pintu keluar. Teteh nan badannya mini berupaya melepaskan diri dengan meronta-ronta. Mulut gw melakukan sedotan-sedotan liar dari bibir beranjak ke leher dan kemudian ke lubang telinganya. Badan teteh menggerinjal hebat. Kemudian bibir gw kembali menutup bibirnya ….. perlawanan teteh mulai melonggar. Degup jantungnya sampai terdengar tidak beraturan. Bibirnya terbuka perlahan dan tangannya melingkar ke leher gw. Desahan nafas teteh mulai memburu. Tangan gw mulai berani memeras bukit kembarnya dibalik blousenya (belakangan baru tahu rupanya teteh memakai t-shirt u can see di dalam blousenya). teteh sudah mulai pasrah dan mulai mengimbangi sedotan bibir gw, lidahnya mulai menari-nari dan bertautan dengan lidah gw. Punggung teteh tetap menempel di dinding, kedua tangannya gw angkat ke atas kepalanya. Tampak bulu-bulu lembut di bawah ketiaknya, tidak lebat … dan aroma unik wanita nan agak soft menyeruak hidung gw … saat membaui ketek teteh.

Agen BandarQ Domino99 Poker Online Terbesar Di Asia

Teteh makin menggerinjal dan dengan pasrah membiarkan gw melucuti semua baju atasannya. BH nya yg warna hitam sengaja tidak gw lepas, Libido gw makin menjadi-jadi kala memandang BH hitamnya teteh. Adik gw yg daritadi bergembut-gembut makin mengeras ketika sebuah tangan lembut mulai membelai-belainya. Tanpa gw sadari teteh sudah sukses membuka celana berikut hings yg gw pakai. Adik gw berteriak-teriak kegirangan manakala tangan lembut teteh bermain-main, kadang memijatnya, kadang mengocoknya, apalagi biji-biji gw pun tidak lepas dari permainan tangan teteh.

Teteh mulai garang … bertolak belakang dengan kesehariannya nan tenang dan kalem. Badan gw sudah bugil bulat, demikian pula dengan roknya teteh sudah terbang entah kemana. CD teteh pun berwarna hitam ukuran midi tampak menonjol ditengah-tengahnya. Gw sengaja minta sama teteh agar CD dan BH nya jangan dulu dibuka. Puting teteh nan agak coklat tidak lepas dari sedotan bibir gw, demikian pula bukitnya tidak pernah lepas dari remasan tangan gw, bergantian dengan sedotan bibir teteh ke puting gw.

“Ndra … pegangin punya teteh …. ohh .. ahh” erang teteh sembari membawa tangan gw ke pangkal pahanya. CDnya sudah mulai basah …. tangan gw mulai menyeruak ke dalam rambut lembut teteh, sementara tangan yg satunya bermain-main di pantatnya teteh. Bibir gw mulai menelusuri belakang telinganya. Bibir teteh mulai menjilati leher gw kadang-kadang niup telenga gw.

“Pindah yu .. ndra ke sofa” teteh menuntun gw menuju sofa. Teteh menyuruhku duduk, dan teteh duduk dipakuan gw menghadap gw. BHnya mulai gw lepas … bukitnya yg padat ranum tetap gw remas dan nan satunya gw sedot putingnya. ” ooohh … ndra …. geli … ndra”

“OOh …. teh … masukin yah …teh” kemudian teteh berdiri sebentar, gw membuka CDnya. Setelah lepas CDnya gw cium …. aroma khasnya makin menaikan libido gw. Bulu-bulu lembut teteh tampak tidak beraturan di pangkal pahanya berkah tangan gw yg mengacak-ackanya. Teteh menjerit kegelian “ohh … ohhh .. ahhh, masukin aja ndra, teteh udah gak tahan” erangnya.

Berkali-kali gw coba memasukan adik gw, tetapi selalu meleset … dan kandas terus. Teteh yg sudah gak sabar akhirnya membimbing adik gw untuk memasuki tubuhnya. Bleeessss … ohh akhirnya. Seumur hidup belum pernah terbayangkan nikmatnya burung gw masuk kedalam memeknya teteh. Teteh menjerit …. dan mulai menggerakan pantatnya … kadang naik turun, terkadang melingkar-lingkar. Gesekan demi gesekan membawa kami melayang layang jauh. 10 menit telah berlalu ….

Teteh menarik pantatnya dan menarik gw ke tempat tidur. Tubuh teteh terlentang, kedua kakinya dibuka lebar.

“Ayo … ndra … mari masukin … cepat”

Gw mulai memasuki tubuhnya …. mulut kami berpagutan dan lidah kami saling membelai. Pinggul gw mulai naik turun dengan cepatnya mengimbangi putaran pantatnya teteh … sehingga terdengar bunyi ciprakan, akibat kocokan batang gw pada kemaluan teteh. Gerakan teteh mulai liar, kedua kakinya dilingkarkan ke pinggang gw.

“ooohh… ndra …. sssshh ….ohhh …. awww” teteh makin meracau sembari menggigit bibir bawahnya.

Sambil terus meremas dan kadang-kadang menggigit putingnya … aktivitas gw pun terbawa liar.

“ndra …. kocok teruzzzz ndra …. teteh mau keluar”

Gw makin mempercepat tempo dan agak kasar. Masih terdengar erang kenikmatan dari mulut teteh.

“ohhh … ooohh …. ndra ….yang keras …ndra”

Kemudian kurasakan sensasi nan luar biasa, sepertinya kami bakal mencapai bersama-sama, dan Ooooh…. CRett .. crett ….cret …. seperma gw muncrat didalam kemaluannya teteh. Bersamaan dengan terdengarnya jeritan kenikmatan dari mulut teteh “Ndraaaa …. ooh … ohhhh”.

Sejak saat itu, gw gak pernah lagi berjumpa dengan teteh, apalagi komunikasi via telponpun gak pernah. Jika ditelpon ke kantornya … selalu menghindar. Berbagai maca pesan pun tidak pernah dibalasnya. Akhirnya gw nyerah dan berupaya untuk melupakan teteh.

Tujuh tahun kemudian, tanpa diduga gw berjumpa teteh dalam suatu seminar di Jakarta. Rupanya teteh sudah lama tidak bekerja di hotel. Teteh tetap seperti nan kukenal 7 tahun nan lalu. Teteh nan kalem dan tidak banyak bicara. Teteh nan tidak pernah meninggalkan senyum khasnya.

“apa khabar ndra ? Berapa tahun yah kita tidak berjumpa ?”

“Teteh sendiri bagaiman khabarnya ?” gw malah kembali bertanya.

Iiihh… gemes banget deh (dalam hati gw). Adik gw bisa mencium aroma yg pernah dikenalnya, lantaran seketika itu juga langsung bangun.

Disela-sela coffee break dan lunch, kami banyak menghabiskan waktu dg obrolan-obrolan nan ringan, sembari menanyakan aktivitas masing-masing, tanpa menyinggung kejadian di bilik hotel itu.

Seminar hanya satu hari, tapi lantaran selesai pukul 19.00, teteh menginap di hotel yg sama dg tempat seminar. Katanya gak mungkin kalo pulang ke Bandung malam itu juga. “Ndra … besok antar teteh ke gambir yah …” Gw mengangguk dan berambisi lebih dari sekedar mengantar.

“Teh … selesai seminar, kita jalan-jalan yuk !!” timpalku.

“Nggak ah .. teteh mau rehat aja di kamar” katanya.

Selesai seminar, gw memaksa untuk mengantar teteh ke kamarnya. Teteh menolak keras. Tapi setelah di desak dan berjanji tidak bakal macam-macam, akhirnya teteh mau.

Para peserta seminar turun memakai lift menuju lobby, tetapi kami berdua naik lift ke atas menuju lantai 15. Di dalam lift kami tak bersuara membisu. Namun tanpa diduga … teteh menubruk gw dan menempelkan bibirnya dibibirku. Dengan sigap gw bisa menguasai diri dan mengimbangi serangan teteh. Tangan kiri teteh tetap mendekap map seminar sementara tangan kanannya memegang kepala gw. Tangan kiri gw melingkar pinggangnya dan tangan kanan gw meremas pantatnya. Alamaak … teteh gak pakai Celana Dalam.

Aktifitas kami berakhir ketika bel lift bersuara di lantai 7. Rupanya ada 2 orang tamu lain yg bakal menuju lantai 12. Dada gw tetap deg-degan gak karuan, jakun gw naik turun. Setelah orang tersebut turun di lantai 14 … gw hendak bergerak lagi, tetapi ditahan teteh.

“Teh … sejak kapan gak pakai Celana Dalam ?” tanyaku dengan napas memburu. Teteh hanya tersenyum …menggoda.

“Nih … ndra, ambil kunci bilik di dalam tas teteh” kata teteh santai. Gw mulai mencari-cari kunci dalam tas teteh …. alamak …. malah nemu Celana Dalam teteh nan berwarna hitam berenda. CDnya gw tarik keluar dan gw isep, aroma unik wanita membikin libidoku makin naik ke ubun-ubun.

“Hey… kuncinya mana ?” kata teteh nan sudah tiba lebih dulu di depan pintu kamar. Gw sibuk membuka pintu kamar. Napsu kami berbedua sudah tidak bisa ditahan. Ketika pintu tertutup di belakang kami, langsung saja kami berdua terlibat dalam pergulatan nan sangat panas. Tas, map, sepatu, baju dll berceceran di dekat pintu. Bibir kami saling pagut, tangan teteh sudah membelai batang gw, tangan gw sudah menelusuri kesana-kemari. Gw bogel 100% sementara teteh tetap memakai BH warna hitamnya, tetapi nenen nya udah keluar dari cupnya.

Teteh dulu … lain dengan teteh sekarang, kalo dulu tetap memakai style convensional, tapi sekarang ……..

Gw menggerinjal kenikmatan, pasalnya batang gw sudah dalam genggamannya dan keluar masuk bibirnya nan mungil. Terkadang di sedot, kadang2 dijilatinya.

BHnya teteh udah gw buka sepenuhnya ….. teteh nan tetap jongkok dan asik dg permainannya gw angkat ke tempat tidur. Posisi kami 69. Teteh dibawah tetap nyedot batang gw, dan gw diatas mulai menjilati kemaluannya. Bau teteh (baunya soft, kayaknya dirawat banget tuh kemaluan teteh) mulai menyeruak ke dalam hidung gw.

10 menit berlalu … posisi kami berubah. Masih rebahan di tempat tidur …. teteh membelakangi gw …. dan gw penetrasi dari belakang. Tangan gw meremas-remas dan memelintir putingnya teteh. Pantat teteh bergerak memutar kadang-kadang naik turun ” ooohhh ndra…enak banget ndra” erangnya. Ganti posisi lain ndra” Gumam teteh sembari melepaskan adik gw. Kemudian Teteh menungging …. tanpa disuruh gw masukin kemaluannya teteh. Berbagai macam style udah kita cobain.

“Ayo ndra …teteh udah gak tahan … pengen keluar” erangnya.

Teteh terlentang, kakinya dibuka lebar-lebar. Batang gw sudah masuk ke dalam kemaluan teteh. Gerakan kami berirama, pantat gw naik turun, pantat teteh berputar-putar. Makin lama makin liar….. dan makin tidak terkendali.

Dan akhirnya …. Ahhhhh …. Crett…cret…cret. Semprotan air mani gw begitu kuatnya … hingga membikin teteh menjerit kenikmatan … lantaran bersama-sama mencapai puncak asmara. Tubuh kami terkulai lemas diatas tempat tidur….. Tak puas-puasnya gw mencium bulu-bulu lembut dibawah ketek teteh. Setelah mandi … kami turun ke coffee shop untuk makan. Selesai makan tanpa membuang waktu kami kembali ke bilik ……. sembari melangkah bergandengan, teteh membisiki gw ….. “Ndra….. teteh gak pake celana dalam …..

Drakor21 LayarKaca21